Membaca Harian Analisa pada kolom Surat Pembaca, ada penjelasan dari pihak TELKOMSEL tentang complain dari pelanggan berkaitan dengan konten ADN.
Penjelasan yang anak kecil sudah mengetahui prosedur atau birokrasi yang sangat rumit. Tanpa disadari dengan birokrasi seperti itu, banyak pelanggan yang jadi churn, bahkan tidak menggunakan lagi kartunya, yang dikhawatirkan beralih ke operator lain. Sebenarnya Outlet bisa menjadi salah satu solusi untuk memangkas birokrasi atau mempermudah pelanggan untuk menyelesaikan masalah yang dialaminya. Pihak TELKOMSEL harusnya bisa menggandeng Outlet, ciptakan 1 Outlet 1 Desa. Outlet yang dimaksud yang mempunyai akses langsung ke bagian yang berkompeten di TELKOMSEL untuk menyelesaikan permasalahan yang dilaporkan oleh pelanggan. Mungkin dengan cara cukup menyebutkan ID Outlet dan tentunya ada kriteria Outlet yang layak menjadi mitra TELKOMSEL yang berhubungan dengan langkah atau program yang tersebut diatas.
Harusnya TELKOMSEL hanya mempertahankan image yang sudah lama terbentuk di masyarakat, yaitu ; terluas, terhandal, terbaik & termurah. Akan tetapi belakangan malah sebaliknya dan ini akan terus bertambah pencitraan yang negative dari masyarakat terhadap TELKOMSEL. Adapun pencitraan negative yang dimaksud adalah sebagai berikut;
- SMS dari 9877 yang menjebak dan menyedot pulsa
- Tarif murah yang dipromokan mengapa harus dengan pengaktifan yang merepotkan. Seharusnya setelah dilakukan registrasi kartu perdana, pelanggan sudah langsung bias menikmati tarif murah tanpa harus repot.
- Pulsa masih tersisa 3 ribuan, pelanggan sudah tidak bias melakukan panggilan atau sudah ada “si kakak yang menjawab mengingatkan”
Program STAR sepertinya sudah tidak berjalan, seakan TELKOMSEL tidak siap meluncurkan program undian. Hal ini berdasarkan ;
- Dirubahnya mekanisme penukaran bintang karena sesuatu hal. Seharusnya dari awal sudah diantisipasi cara-2 tidak benar yang dilakukan oleh pelanggan. Sebenarnya secara system bisa mengantisipasi dari awal.
- Berhentinya penambahan bintang di nomor MKIOS dari reload pulsa yang dilakukan oleh pelanggan yang kartunya (nomor Hp-nya) sudah distar id.
- Penukaran bintang dengan stock Merchandise yang saat ini hanya tinggal Tas Kecil.
- Belum ada kepastian tentang kelebihan bintang yang terdapat pada nomor MKIOS apakah bisa ditukarkan, dipindah/transfer, atau dimanfaatkan, sehingga mitra outlet tidak merasa usaha yang sudah dilakukan sia-sia.
Dari beberapa point yang sudah disampaikan diatas, timbul suatu pertanyaan ;
“Apakah Kinerja sudah menurun, atau Pongah yang terukir dengan posisi No.1 ????” Janganlah Target jadi Barometer, Hendaknya Pasar-lah yang menjadi Guru.
Bunkanlah Merah yang yang terpancar dari Lautan itu.
Janganlah Darah Segar nan Merah berubah jadi Biru.
Salam RED WARRIOR,
Rudi MICROTECH.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar